Merekahlah senyum indah itu
Mengawali hari dengan keriangan
Dan bait puitis yang indah mulai menjalar
Memberikan sentuhan hangat ke sekujur persendian hidupku
Maka lagu-lagu romantis pun terus mengalun
Menghibur hati para gadis yang terlelap di ranjangnya
Sesaat yang lalu
Air gerimis masih menuruni tangga langit
Dan mengukir wajah dingin di tembok-tembok ruang
Namun pelangi mulai menampakkan wajah ranumnya
Hingga petir yang bergemuruh terpaksa mengalah
Dan memberikan roda kehidupan ke sisinya
Embun yang berdiskusi dengan pagi mulai kelelahan
Dan sinar sang surya tampak bergelantungan di reranting langit
Tak jauh beda dengan monyet-monyet nakal di rimba
Ah, begitu sempurna kerlingan matamu itu
Angin pun sempat berbisik :
” Aku terhanyut dalam keindahan tatapnya ” bisiknya lirih
Mungkin kau tercipta untuk menaklukan kelakianku
Hingga aku tergigil bila tak melihat pancaran wajahmu